Minggu, 14 November 2021

Harold Garfinkel; Teori Etnometodologi

Rofif Zuhdi Mahmud Pradana
20207020014


Harold Garfinkel merupakan seorang tokoh sosiologi, lahir di Newark New Jersey (29 Oktober 1917-21 April 2011) yang merupakan seorang pengajar di Universitas Columbia. Beliau sangatlah teoritis dan teori etnometodologi yang beliau kenalkan melalui buku "Studies in Etnometodology" memunculkan banyak kritikan atas kontroversialnya beliau dari berbagai kalangan akademisi sosial.
Harold Garfinkel dalam teori etnometodologi memperkenalkan sebagai metode dan juga kajian yang memusatkan perhatian ada perilaku sehari-hari yang merujuk pada pandangan individu tanpa melalui berpikir yang terfokuskan kesadaran dan juga pemahaman akan struktur. Dari apa yang dipikirkan sangat bisa disimpulkan bahwa etnometodologi tersebut merupakan suatu hal yang sangat radikal dalam ilmu sosial dan juga unik karena sangat keras cara mengkritik pola-pola dan cara pandang teori para sosiolog sebelumnya.
Subjek dari teori ini itu bukanlah dari seseorang melainkan dari jenis relatif kehidupan sehari-hari yang muncul dalam pengkajian tentunya sesuai dengan masing-masing disiplin ilmu.
Bila atas sepemahaman saya, teori ini bermaksud untuk memisahkan dari teori yang benar-benar teori atau hanyalah sebuah suatu hal yang bersifat untuk memperbaiki dalam konteks cuap-cuap saja. Tentu dari paham yang saya simpulkan kan terlalu keras bila diterapkan. Namun Garfinkel sendiri menyimpulkan bahwa tindakan-tindakan sosial atau kelakuan sehari-hari seseorang bila dilakukan atas dasar rasionalitas, ilmiah dan sangatlah apik dalam tatanannya, lalu mengapa muncul banyaknya disorganisasi dan juga anomi dalam kehidupan sehari-hari bila hal tersebut merupakan dilandaskan atas suatu hal yang dipikirkan yang sangat rasional. Dari nalar atas teori tersebut, tanpa berpikir secara sistematis pun sudah mudah untuk diterima penalarannya, karena sangat memungkinkan bila seseorang yang yang melakukan semua aktivitas hariannya dengan rasionalitas yang sistematis dan juga ilmiah merupakan seorang yang perfeksionis dan hal tersebut jarang sekali orang yang perfeksionis tersebut bisa menghindari adanya disorganisasi dalam setiap kegiatan hidupnya.
Karena sejatinya teori etnometodologi bukan hanya termasuk teori sosial namun bisa dimasukkan dan di kocok logika dalam teori-teori umum lainnya karena bila dilihat atas banyaknya dasar yang saya pahami dari etnometodologi ini merupakan suatu pandangan yang bersifat adaptif dan fleksibel dalam perkembangan maupun teori-teori lainnya.
Bila dilihat dari apa yang terjadi sekarang pada masa saat ini, teori etnometodologi sangat relevan terhadap masing-masing orang dalam mengambil keputusan ataupun melakukan tindakan dalam kehidupannya yang tidak mungkin semua hal akan dipikirkan secara rasional dan ilmiah. Bahkan pernah mendengar bahwa otak manusia digunakan hanya beberapa persen, bukankah hal tersebut jika benar sangat berkaitan erat?. Bila dilihat dari perspektif agama pun diajarkan bahwa penyebab utama dari rusaknya seseorang merupakan dari hatinya, dan intensitas penggunaan akal secara rasional sangatlah minim. Jikalau terjadi suatu masalah adapun adanya suatu ideologi baru, sangat memungkinkan bahwa seseorang bila hanya dilandaskan atas pikirannya sendiri tanpa adanya penggunaan hati hanya akan beribarat kan masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Namun bila suatu hal apapun itu tanpa dipikirkan dan langsung tertuju pada hati seseorang tanpa ada keseimbangan dari akal yang rasio tentu akan tidak tertata. Hal tersebut selaras dengan apa yang di maksudkan dari teori etnometodologi, karena suatu tindakan-tindakan sosial bila semua dilandaskan atas rasionalitas dan ilmiah maka tidak akan ada sesuatu hal yang mengganjal dalam kehidupan. Namun dengan adanya seseorang yang melakukan suatu tindakan tanpa berpikir secara rasionalitas dan ilmiah akan memberikan keseimbangan dalam hidup dengan munculnya disorganisasi dan juga anomi dan juga problem-problem lainnya.

Kamis, 04 November 2021

Sharing And Hearing

Rofif Zuhdi Mahmud Pradana
20107020014
 
Pertemuan saya dengan beliau pada sore hari, dilakukan di rumah beliau karena sudah menjadi etika bagi seseorang yang perlu atau membutuhkan pasti akan mendatangi bukan malah yang didatangi. Pertemuan tersebut dan juga dengan landasan etika menjadikan saya untuk sopan dan juga menerapkan tata krama, dengan alasan bertamu dan juga bercakap dengan orang yang lebih tua. Bincang-bincang di dalam pertemuan tersebut selama kurang lebih 45 menit, diawali dengan pranata yang seperti biasa dilakukan oleh orang bertamu inti dengan ditutup berpamitan dengan tata cara seperti pada adat biasanya.
Saya pribadi memilih beliau karena beliau merupakan mantan seorang dukuh di dusun saya dan juga menjadi salah satu sesepuh dan tokoh yang berperan dalam lingkup lingkungan saya. Di samping itu, beliau dapat menjadi seseorang yang bisa menengahi dalam berbagai aspek masalah ataupun kerumitan didalam lingkungan yang heterogen. Dari problem antara ormas ataupun kepentingan dari kaum tua dan juga kaum muda dalam keputusan terkait keadaan dusun. Pada masa beliau menjabat sebagai Dukuh, meskipun dalam hitungan umur lebih tua beliau daripada saya, beliau tetap supel terhadap anak muda yang bukan hanya notabennya sebagai seseorang yang terpandang namun juga anak muda lainnya. Dan dengan itu beliau dapat menyatukan dari kedua pihak kaum muda dan kaum tua.

Dengan bahasa saya, Beliau menyampaikan dalam menjaga stabilitas sosial dalam ekonomi masyarakat di Padukuhan Kepil banyak yang memilih menjadi seorang petani.  Selain petani, sudah mulai banyak dari kalangan anak muda yang memiliki mata pencaharian di luar dusun seperti menjadi perangkat desa ataupun bekerja dalam perindustrian. Pemikiran dari kalangan para orang tua sudah mulai terbuka akan pentingnya mengenyam pendidikan dan juga bagaimana mencari atau menjaga kestabilan perekonomian di keluarga tersebut yaitu dengan menyekolahkan anaknya dan juga para orang tua memiliki gagasan yaitu anak harus lebih mulia dari orang tuanya ( segi pendidikan dan ekonomi). Pada masa kepemimpinan beliau, beliau mulai meneguhkan dan mensosialisasikan terhadap kompleks kecil dalam bentuk RW maupun RT dan seterusnya dalam bentuk sosialisasi untuk bisa merekatkan dari kelompok-kelompok tersebut untuk saling menjaga seperti bagaimana hal layaknya sebuah desa.

Beliau sempat merasa gagal ketika seseorang yang notabennya seumuran saya ( penulis) terjerat dalam penyalahgunaan obat, karena bagaimanapun juga seseorang tersebut merupakan salah satu warganya dan juga disebabkan oleh faktor lingkungan dimana ia dibangun. Dengan hal tersebut beliau juga berpesan kepada anak muda terutama dalam fokus sosial kemasyarakatan bahwasanya anak muda harus menjadi tonggak penerus cara menjaga kerukunan dan juga menjadi pendorong dalam membangun desa dari bentuk kelompok terkecil yaitu dengan tetangga sekitarnya. Dan beliau berpesan dengan nada bercanda, harusnya anak muda zaman sekarang lebih menang dalam segi omongan karena sudah banyak mengenyam pendidikan, tapi nyatanya banyak yang tidak berpendidikan justru malah banyak yang memberikan saran. Dalam pandangan beliau harusnya begitu memalukan di mana seorang anak muda yang jauh berpendidikan daripada generasi tua kalah dengan orang-orang yang tidak berpendidikan justru malah pahami tentang kemasyarakatan.

Bila dikaitkan dengan teori dalam sosiologi, keadaan tersebut menggambarkan bagaimana terjadinya saling keterkaitannya antara liquid Life dan Liquid Society dalam teori modernitas cair Zygmunt Bauman. Dalam ungkapan yang dijelaskan, harapan beliau terhadap anak muda dan juga memperbaiki di kalangan tiap individu melalui sosialisasi diharapkan bisa merubah untuk kemajuan dusun di mana na-eun terbentuknya suatu lingkungan atau Liquid Society yang baik. Yaitu untuk menjaga kestabilan sosial dan ekonomi dengan baik, karena dalam modernitas cair zygmunt Bauman sebuah Liquid Life akan terbentuk secara tidak sadar atas sebuah ketidakpastian dalam sebuah Liquid Society. Untuk itu beliau dalam penggambaran teori modernitas cair ingin merubah dari bentuk kelompok terkecil menuju sebuah lingkungan yang bisa mendidik dan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik dengan sadar maupun secara tidak sadar akan keadaan lingkungan tersebut.


Randall Collins; Teori Konflik Makro pada Level Mikro

Randall Collins dengan Teori Konflik Makro pada Level Mikro Rofif Zuhdi Mahmud Pradana 20107020014 Randall Collins adalah seorang anak pejab...